Selasa, 10 Februari 2015

PERTANDINGAN PERSAHABATAN ANTARA H. SUBONO, ADI PRANAJAYA DAN H. DANU

PERTANDINGAN BELUM SELESAI

      Berawal dari telpon Pak H. Subono (Pak Bono) Ketua PTMSI Cabang Kota Bogor. "Hallo Pak Danu, Assalamualaikum"  suara Pak Bono. "Walaikumsalam Pak" jawab saya. Setelah menanyakan kabar dan sebagainya, Pak Bono  langsung menyampaikan maksud beliau menelpon. Bahwa intinya beliau akan diajak sparing oleh Pak Adi Pranajaya (Pemimpin Redaksi dan sekaligus pemilik Majalah Jurnal Tenis Meja) di Bogor tapi sayaratnya harus mengundang Pak Danu. Terus terang saya kaget sekali sekaligus sangat senang. Suatu kehormatan kalau saya diajak sparing beliau-beliau. Mengapa? Secara diam-diam saya mengidolakan beliau berdua dalam tenis meja. Lewat apa? Warta majalah Jurnal Tenis Meja.
       Pak Adi Pranajaya, seorang Tokoh Sinematografi dan Tenis meja, siapa tidak kenal beliau dalam olahraga tenis meja, beliau sangat konsisten sekali dalam memperjuangkan tenis meja di Indonesia, bahkan satu-satunya majalah cetak yang konsentrasi terhadap tenis meja di Indonesia. Hasil karya beliau sudah sangat banyak sekali didunia tenis meja dan perfilman. Beliau sangat sibuk, tapi tidak pernah lupa dengan olahraga tenis meja. Dimana saja, kapan saja dengan siapa saja selalu bermain tenis meja. 
         Pak H. Subono, beliau seorang tokoh olahraga tenis meja dan beladiri di Kota Bogor khususnya dan Jawa Barat pada umumnya. Beliau juga sangat komitmen dengan tenis meja. Bahkan pada Porda Jabar bulan Oktober 2014, di bawah pimpinan beliau Kota Bogor meraih prestasi yang gemilang dengan merebut 4 emas dari 7 emas dalam pertandingan tenis meja. Banyak prestasi yang diraih di bawah kepemimpinan beliau. Beliau berdua adalah idola saya dalam tenis meja, baik kepemimpinannya maupun komitmennya dalam tenis meja. Selama ini saya hanya dapat membaca dan melihat beliau berdua dari majalah Jurnal Tenis Meja. 
        "Kapan bisa bertemu kedua tokoh tersebut?" dalam hati saya. 
        " Pucuk dicita ulam tiba".   Wah... seperti pepatah yang saya ingat ketika SD dulu.
         "Siap Pak Bono" kata saya ketika beliau mengajak sparing. Walaupun saya ada acara hari sabtu, 7 Pebruari 2015 (adik saya menikahkan putrinya, di Babelan Bekasi). Hari sabtu itu, tol macet sekali, dan Bogor hujan lebat sekali. Tapi tidak menyurutkan kegembiraan saya untuk segera bertemu idola saya. Kira-kira jam 15.15 sampai di Toko Olahraga Tembakau Bogor tempat yang disepakati  untuk sparing. Saya masih pakai pakaian undangan dengan baju batik. Di drop sopir saya. Ternyata beliau berdua sudah datang dan menunggu.  Dan banyak pemain-pemain lain yang sudah menunggu, dari PTM Jurnal Tenis Meja saya lihat ada Pak Adi Pranajaya dengan Putri beliau (pemain kadet ). Pak Ucu Suhata, redaksi, Pak Adi (Jafta) dan istri,  Mas Yani dan yang lainnya. Dari PTMSI Cabang Kota Bogor ada Pak H. Subono, Pak Tato, dan teman-teman dari PTM Orbit.  Wah... rasanya ada rasa bersalah. Sampai beliau menunggu saya. Harusnya sayalah yang datang duluan. Tapi yaah keadaan yang tidak bisa dihindari. Jadilah saya datang sendirian (PTM Garuda Perdagangan), Pak Rudi sudah pulang, karena menunggu lama, Pak Tejo dan Mas Dudi (teman-teman PTM Garuda) tidak dapat datang. Setelah saling sapa dan berbincang sebentar, pertandingan persahabatan disepakati. Karena di Tembakau Sport mejanya satu dan sudah penuh maka sparing dialihkan di PTM Orbit. Pak Tato Ketua II PTMSI Kota Bogor dan sekaligus Ketua PTM Orbit yang menyiapkan semuanya. Beliau bergerak cepat dan gesit. Kita bergerak ke PTM Orbit di Cimanggu. Saya menumpang mobil Pak H. Bono. Diperjalanan menuju PTM Orbit beliau bercerita tentang mengapa kita sparing. Saya sendiri menyampaikan kesan apresiasi saya kepada beliau berdua, mau mengundang saya. Bagi saya itu seperti a Blessing in disguise (suatu Rahmat yang tidak kentara). Setelah sholat Ashar, Pak H. Bono membuka pertemuan dengan sedikit pengantar dan sambutan, kemudia disusul sambutan dari saya dan Pak Adi Pranajaya, yang intinya bahwa dengan adanya persahabatan ini, kita tingkatkan motivasi dan prestasi tenis meja kita semua, (Table Tennis for All). 
          Pertandingan pertama saya dengan Pak Adi Pranajaya. Keder juga saya melihat Pak Adi pemanasan. Pukulan backhand beliau bagus banget. Pertandingan berjalan sangat ketat. Point saling kejar-mengejar. Tapi karena saya beruntung saja, dan kata beliau bahwa beliau akhir-akhir ini karena sibuk jarang latihan maka pertandingan berakhir 3-0 untuk saya. Ah...Pak Adi tidak serius kali, pikir saya. Pertandingan kedua, antara pak H. Bono dengan Pak Adi dan saya sebagai wasit.  Pertandingan sangat rame dan ketat. Set pertama dimenangkan oleh Pak Bono 1-0. Set kedua juga berjalan sangat ketat, karena kegigihan Pak Adi maka set kedua dimenangkan Pak Adi, kedudukan 1-1. Set ketiga dimenangkan Pak H. Bono dan set keempat dimenangkan pak Adi sehingga kedudukan 2-2. Set kelima penentuan, angka saling kejar, dan sampai 10-10. Pak Adi kelihatannya sore itu tidak beruntung, pertandingan dimenangkan Pak H. Bono dengan skor 3-2. Tapi pertandingan sangat rame dan banyak tepuk tangan dari teman-teman lain yang menonton. 
            Karena Pak H. Bono sedang capek bermain dengan Pak Adi, maka pertandingan penentuan antara saya dan Pak H. Bono tidak langsung dilakukan, dilanjutkan pertandingan antara pemain dari PTM Jurnal Tenis Meja dengan pemain PTM Orbit. Barulah setelah satu pertandingan selesai, maka dimulai pertandingan penentuan antara Pak H. Bono dengan saya. Sebelum pertandingan beliau menyampaikan: "Kalau Azan Magrib berhenti ya". Mulailah pertandingan juga tidak kalah serunya dengan pertandingan antara Pak Adi dengan Pak H. Bono. Berjalan sangat seru. Karena setipe. Pak Bono memakai karet bintik panjang warna merah Super block Dr. Neubeur dan karet hitamnya Dr. Neubeur Diamant bintik pendek. Saya menggunakan senjata karet yang persis sama dengan Pak H. Bono, yang membedakan saya memakai kayu Joo See Hyuk dan Pak H. Bono pakai Kayu lain (saya agak lupa merknya) . Saya pikir, ini pasti rame. Betul, set pertama saya menang 1-0. set kedua dan ketiga diambil Pak H. Bono, kedudukan 2-1 untuk Pak H. Bono. Saya diberi kiri terus. diadu bintik panjangnya, sehingga saya sulit menyerang. Set keempat saya ubah permainan. Kalau saya mengikuti gaya beliau saya pasti kalah. Beliau selalu mendorong pendek dengan bintik panjangnnya. Saya harus pancing kesisi kanan beliau agar bola naik. Dan berhasil maka saya bisa melakukan serangan lagi, walaupun dengan susah payah dan tenaga yang habis-habisan. Apa boleh buat pancing serang, pancing serang dan akhirnya 11-6 untuk saya. Skor 2-2. Pada saat skor 2-2, waktunya azan terdengar. Kita berdua yang berhenti. Saya kehabisan tenaga karena nyerang terus dan Pak H. Bono bilang pertandingan penentuan (set ke-5) dilanjutkan di Tempat Jurnal Tenis Meja, maksudnya di rumah Pak Adi. Dengan waktu menyesuaikan waktu longgarnya Pak Adi Pranajaya. Terima kasih Pak Adi Pranajaya dan H. Subono, semoga bapak berdua menjadi tauladan dalam komitmen dan kepemimpinan perjuangan di dunia tenis meja Indonesia.  Itulah mengapa tulisan ini dibuat dan  diberi judul "Pertandingan belum selesai".  (Pewarta: Danu, PTM Garuda Perdagangan)

Sumber foto: HP Danu.
Foto diambil ketika di PTM Orbit: paling kiri Pak Adi Pranajaya, paling kanan Pak H. Subono dan samping kanan beliau, saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar